Solo– Ada yang tidak biasa ketika kita harus terhenti oleh lampu merah di perempatan Jl Slamet Riyadi kawasan Ngarsopuro. Di bawah
traffic light yang menyala merah para pengendara kendaraan bermotor disuguhi atraksi akrobatik dari sejumlah remaja yang tergabung dalam komunitas
Solo Parkour and The All Freerun.
Aksi akrobatik yang mereka sebut freerun semakin memukau tatkala dipadu dengan iringan perkusi yang dibawakan komunitas Joglo Percussions. Sparkling atau kolaborasi antara musik perkusi dan freerun yang dipertontonkan di antara kepadatan lalu lintas Slamet Riyadi tersebut bukan tanpa maksud. Atraksi freerun di bawah lampu merah bertujuan menggalang dana dari sejumlah pengguna jalan bagi korban bencana Merapi.
Diungkapkan humas Joglo Percussions, Tubagus Adam Panji Wijaya, kepada Timlo.net, di sela-sela aksi, penggalangan dana dengan konsep perform freerun dan musik perkusi digelar selama sepekan, Senin-Sabtu (8-13/11), di perempatan kawasan Ngarsopuro pada jam 15.00-18.00 WIB.
Sementara perihal alasan pemilihan tempat perform, Panji mengatakan, kawasan Ngarsopuro menjadi tempat berkumpulnya komunitas Solo Parkour and The All Freerun dan Joglo Percussions, sehingga penggalangan dana dipusatkan di kawasan tersebut. Ditambahkan dia, aksi serupa juga pernah digelar di tempat yang sama ketika melakukan penggalangan dana bagi korban gempa Padang tahun lalu.
Ketika ditanya target dana yang harus terkumpul, Panji mengaku tidak ada target khusus. “Nggak ada target penggalangan dana yang penting satu niat, satu tujuan,” akunya, Jumat (12/11). Adapun dana yang telah terkumpul, Senin-Rabu sebesar Rp 6.881.000. Diungkapkannya, sebagian dana telah disumbangkan dalam bentuk barang kebutuhan pokok, sementara sisanya akan disumbangkan pekan depan.
“Bantuan diberikan bagi korban Merapi khususnya yang di Boyolali karena paling dekat dengan kita. Disamping penyerahan bantuan rencananya kami juga akan perform di sana,” pungkas Panji.